Posted on January 15, 2010 by mdimaz
Nabi Sulaiman AS dari negeri Ursyalim adalah putra nabi Daud AS
yang memimpin negeri ini dengan sangat bijaksana. Negeri Ursyalim dikaruniai
tanah yang subur dan diberikan curahan rizki yang berlimpah. Kerajaan Ursyalim
merupakan kerajaan terkaya sepanjang masa. Tidak ada kerajaan manapun
sebelum dan setelah kekuasaan nabi Sulaiman AS yang bisa menandingi
kekayaannya. Negerinya begitu luas, bahkan di dalam istananya tebentang padang
yang sebagian dihampari emas dan sebagian dihampari perak sebagai permadaninya.
Dan jika tentaranya berbaris di padang itu, panjang barisannya tidak kurang
dari 3 mil. Selain itu sebagai seorang nabi, nabi Sulaiman diberi mujizat yang
luar biasa, dia menguasai bahasa binatang dan jin. Tidak heran jika
kekuasaannya tidak hanya meliputi umat manusia tetapi juga menguasai kerajaan
binatang dan kerajaan jin. Kendaraan nabi Sulaiman adalah angin, sehingga dia
bisa sampai di suatu tempat hanya dengan hitungan detik. Meski kerajaannya
begitu luas, namun nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS dapat menjamin kemakmuran rakyatnya.
Setiap hari beribu-ribu ternak dikurbankan dan dagingnya dibagikan kepada
rakyat. Piring-piring sebesar kolam dan periuk-periuk yang tidak pernah
meninggalkan tungkunya tersebar di wilayah kerajaan, sehingga rakyat tidak
pernah kekurangan makanan. Selain itu kebijakan dan kearifan kedua nabi ini
tidak perlu diragukan lagi.
Suatu hari nabi Sulaiman mendengar bahwa di sebuah negeri bernama negeri Shaba, ada seorang ratu yang kecantikannya tiada tara. Sayang rakyat di negeri itu masih menyembah matahari sebagai Tuhan mereka. Maka diutuslah seekor burung bulbul untuk menyampaikan surat kepada ratu Shaba. Isi surat itu adalah supaya negeri Shaba menyerahkan diri kepada negeri Ursyalim dan mengakui Alloh SWT sebagai Tuhan yang Esa.
Sementara itu ratu Shaba yang menerima surat tersebut, mengumpulkan majlisnya dan meminta pertimbangan. Ramailah suasana di dalam majlis itu. Sebagian menginginkan perang dan sebagian lagi mengusulkan untuk berdamai. Kebetulan saat menerima surat itu, negeri Syaba sedang mengalami musibah. Banyak warga Syaba yang terkena wabah yang mematikan, sehingga sebagian warga telah menjadi korban. Hal ini mebuat pertahanan negeri ini menjadi porak poranda. Dan berdasarkan pertimbangan itu pula ratu memutuskan untuk mengirimkan utusan yang akan mempersembahkan hadiah kepada raja Ursyalim sebagai tanda perdamaian. Namun ternyata raja Ursyalim menolaknya dan mengancam akan menyerang negeri syaba jika mereka tetap tidak mau bertobat.
Suatu hari nabi Sulaiman mendengar bahwa di sebuah negeri bernama negeri Shaba, ada seorang ratu yang kecantikannya tiada tara. Sayang rakyat di negeri itu masih menyembah matahari sebagai Tuhan mereka. Maka diutuslah seekor burung bulbul untuk menyampaikan surat kepada ratu Shaba. Isi surat itu adalah supaya negeri Shaba menyerahkan diri kepada negeri Ursyalim dan mengakui Alloh SWT sebagai Tuhan yang Esa.
Sementara itu ratu Shaba yang menerima surat tersebut, mengumpulkan majlisnya dan meminta pertimbangan. Ramailah suasana di dalam majlis itu. Sebagian menginginkan perang dan sebagian lagi mengusulkan untuk berdamai. Kebetulan saat menerima surat itu, negeri Syaba sedang mengalami musibah. Banyak warga Syaba yang terkena wabah yang mematikan, sehingga sebagian warga telah menjadi korban. Hal ini mebuat pertahanan negeri ini menjadi porak poranda. Dan berdasarkan pertimbangan itu pula ratu memutuskan untuk mengirimkan utusan yang akan mempersembahkan hadiah kepada raja Ursyalim sebagai tanda perdamaian. Namun ternyata raja Ursyalim menolaknya dan mengancam akan menyerang negeri syaba jika mereka tetap tidak mau bertobat.
Akhirnya ratu memutuskan untuk datang sendiri mengunjungi negeri
Ursyalim untuk bertemu dengan nabi Sulaiman AS. Ketika ratu bilkis berangkat ke
kerajaan Nabi Sulaiman, dia meniggalkan singgasana yang terbuat dari emas dan
permata, dia menyimpanya didalam sebuah ruangan yang terkunci rapat, ruangan
tersebut berada pada sebuah istananya yang dikunci rapat serta di kawal dengan
ketat, istanaya berada di tengah-tengah benteng yang tinggi dan kokoh, hanya
ada satu pintu gerbang untuk dapat masuk kedalamnya itupun dijaga oleh ribuan
prajurit dan dikunci dengan kunci raksasa.
Mengetahi hal tersebut nabi sulaiman berkata pada bala tentaranya,”siapa yang dapat mengambil singgasana ratu bilkis kepadaku??”
Maka Ifrith dari golongan jin berkata, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.” (QS. An-Naml : 39)
Kemampuan jin Ifrith itu sebenarnya sudah sangat luar biasa. Tapi masing kalah dengan kemampuan sang wali, Ashif bin Barkhiya, yang mengatakan, “Tutuplah kedua mata Anda, dan kemudian bukalah, niscaya singgasana itu sudah ada di hadapan Anda.”
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, “Aku akan membawa singgsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”
Ashif bin Barkhiya sanggup mengambil singgasana milik ratu bilkis lebih cepat dari pada jin ifrith, maka Nabi Sulaiman memerintahkan Ashif bin Barkhiya untuk melaksanakan tugas itu.
Mengetahi hal tersebut nabi sulaiman berkata pada bala tentaranya,”siapa yang dapat mengambil singgasana ratu bilkis kepadaku??”
Maka Ifrith dari golongan jin berkata, “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.” (QS. An-Naml : 39)
Kemampuan jin Ifrith itu sebenarnya sudah sangat luar biasa. Tapi masing kalah dengan kemampuan sang wali, Ashif bin Barkhiya, yang mengatakan, “Tutuplah kedua mata Anda, dan kemudian bukalah, niscaya singgasana itu sudah ada di hadapan Anda.”
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab, “Aku akan membawa singgsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”
Ashif bin Barkhiya sanggup mengambil singgasana milik ratu bilkis lebih cepat dari pada jin ifrith, maka Nabi Sulaiman memerintahkan Ashif bin Barkhiya untuk melaksanakan tugas itu.
Perjalanan menuju Ursyalim membutuhkan waktu berhari-hari dan
harus ditempuh dengan jalur darat dan laut. Namun lelahnya perjalanan itu
terobati ketika melihat betapa indahnya negeri Ursyalim. Nabi Sulaimn AS
sendiri yang menyambut rombongan ratu Syaba.
Di depan gerbang istana ratu tercengang melihat kemegahan istana
Ursyalim. Istana itu terletak seolah di tengah-tengah sebuah kolam yang sangat
jernih. Dan nabi pun berkata, “Wahai Bilqis masuklah engkau ke dalam istana!”
Maka ratu mengangkat sedikit roknya karena takut airnya akan membasahi roknya. Melihat itu nabi menenangkannya dan berkata,”Jangan takut wahai Bilqis, sesungguhnya yang kaulihat ini bukan air melainkan kaca yang licin.”
Mereka lalu masuk ke dalam istana dan nabi Sulaiman mempersilahkan ratu Shaba atau ratu Bilqis untuk duduk di singgasana. Betapa terkejutnya ratu ketika menyadari bahwa singgasana yang akan didudukinya adalah tidak lain singgasananya sendiri yang seharusnya berada di negerinya.
“Apakah singgasana ini mirip dengan singgasanamu? Tanya nabi.
“Yah, memang mirip. Hanya saja ada beberapa permata yang hilang dari tempatnya,” jawab ratu sambil meneliti singgasana tersebut.
“Itu memang singgasanamu!” kata nabi.
“Bagaimanakah caranya singgasanaku bisa sampai kemari sementara aku menguncinya dinegeriku?” tanya ratu.
“Tentu atas ijin Alloh, seseorang bisa membawanya kemari bahkan sebelum aku sempat berkedip,” kata nabi.
Ratu terkagum-kagum mendengar penjelasan nabi. Kini dia semakin yakin bahwa nabi Sulaiman bukan raja sembarangan.
Mereka lalu menuju taman istana dimana berbagai macam buah tumbuh subur dan di dalamnya mengalir sungai-sungai yang mengalirkan air dengan bermacam rasa. Sungguh anugrah Alloh yang luar biasa. Melihat semua peristiwa ini, ratu Bilqis menyatakan keimanannya kepada Alloh SWT dan mengakui nabi Sulaiman sebagai rosul utusan Alloh.
Ternyata pertemuan dua insan ini menimbulkan rasa cinta yang mendalam, sehingga nabi Sulaiman AS meminang ratu Syaba dan mereka pun menikah.Cinta sejati mereka hanya terpisahkan ketika pada suatu hari di masa tuanya, nabi sedang mengawasi para jin bekerja lalu tiba-tiba jatuh tesungkur karena tongkat yang dipegangnya dimakan rayap. Rupanya nabi telah tiada sejak lama. Dan kalau bukan karena rayap yang menggerogoti tongkatnya hingga patah, tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa nabulloh itu telah pergi.
Maka ratu mengangkat sedikit roknya karena takut airnya akan membasahi roknya. Melihat itu nabi menenangkannya dan berkata,”Jangan takut wahai Bilqis, sesungguhnya yang kaulihat ini bukan air melainkan kaca yang licin.”
Mereka lalu masuk ke dalam istana dan nabi Sulaiman mempersilahkan ratu Shaba atau ratu Bilqis untuk duduk di singgasana. Betapa terkejutnya ratu ketika menyadari bahwa singgasana yang akan didudukinya adalah tidak lain singgasananya sendiri yang seharusnya berada di negerinya.
“Apakah singgasana ini mirip dengan singgasanamu? Tanya nabi.
“Yah, memang mirip. Hanya saja ada beberapa permata yang hilang dari tempatnya,” jawab ratu sambil meneliti singgasana tersebut.
“Itu memang singgasanamu!” kata nabi.
“Bagaimanakah caranya singgasanaku bisa sampai kemari sementara aku menguncinya dinegeriku?” tanya ratu.
“Tentu atas ijin Alloh, seseorang bisa membawanya kemari bahkan sebelum aku sempat berkedip,” kata nabi.
Ratu terkagum-kagum mendengar penjelasan nabi. Kini dia semakin yakin bahwa nabi Sulaiman bukan raja sembarangan.
Mereka lalu menuju taman istana dimana berbagai macam buah tumbuh subur dan di dalamnya mengalir sungai-sungai yang mengalirkan air dengan bermacam rasa. Sungguh anugrah Alloh yang luar biasa. Melihat semua peristiwa ini, ratu Bilqis menyatakan keimanannya kepada Alloh SWT dan mengakui nabi Sulaiman sebagai rosul utusan Alloh.
Ternyata pertemuan dua insan ini menimbulkan rasa cinta yang mendalam, sehingga nabi Sulaiman AS meminang ratu Syaba dan mereka pun menikah.Cinta sejati mereka hanya terpisahkan ketika pada suatu hari di masa tuanya, nabi sedang mengawasi para jin bekerja lalu tiba-tiba jatuh tesungkur karena tongkat yang dipegangnya dimakan rayap. Rupanya nabi telah tiada sejak lama. Dan kalau bukan karena rayap yang menggerogoti tongkatnya hingga patah, tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa nabulloh itu telah pergi.
Subhanalloh semoga kita selalu menjadi hamba Alloh yang
bersyukur. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar