Sabtu, 22 Oktober 2011

Dunia anak anak adalah dunia bermain

berbicara tentang dunia anak anak tidak bisa lepas dari dunia bermain,apapun bentuk kegiatan anak selalu tidak bisa lepas dari masa masa bermain,dalam prakteknya ternyata masih banyak kita jumpai anak anak terampas dunia bermainnya hanya karena tuntutan sekolah,kini banyak sekolah taman kanak kanak yang memaksa anak untuk bisa membaca menulis dan berhitung,karena tuntutan SD faforit disekitar Taman Kanak kanak ,SD Faforit  tersebut melakukan test ,membaca ,menulis dan berhitung ,sehingga banyak guru TK dituntut memberikan pelajaran dengan memaksa .sebab kalau ternyata hasil test masuk ke SD faforit banyak murid TK nya tidak diterima maka sekolah tersebut tahun depan akan kekurangan murid.bukankah ini mengorbankan anak anak sebagai obyek promosi sekolah?.pada kenyatannya masih banyak kita jumpai orang tua yang sangat bangga kalau anak anaknya yang masih TK sudah pandai membaca, tidak peduli proses pengajarannya yang menyita waktu bermain anak anak.
peraturan yang mengatur pendidikan untuk anak anak TK sudah ada,Undang Undang yang melarang Ca Lis Tung di ajarkan pada anak anak juga suddah ada,tetapi pada kenyataan nya kita seperti mengurai benang kusut ,antara kebanggan orang tua dan,kebutuhan promosi sekolah,akibatnya anak anak jadi korban.tidak heran kalau anak anak TK sekarang kehilangan keceriaan kehilangan kreatifitasnya ,lemah dalam berimajinasi yang merupakan sumber kreatif..sebenarnya orang tua dirumah juga ikut terbebani ,karena harus membantu mensukseskan program lulus sudah mampu membaca ,menulis ,dan berhitung.
beberapa anak ,jadi mudah tersinggung,mudah marah ,suka membantah,lemas kehilangan keceriaan.bahkan ada yang mogok sekolah karena takut bertemu Bu Guru nya.Guru yang tidak menemukan cara atau belum tahu cara cara mengajarkan membaca menulis dan berhitung dalam permainan akan memaksa anak belajar dengan berbagai cara kadang sampai membentak dengan keras .yang akhirnya membuat anak ketakutan unuk kembali belajar.anak yang terbiasa mendapat perlakuan keras malah menentang dengan berbagai ekspresi mereka,ada yang membuat ulah mengganggu temannya dsb.sementara anak yang jiwanya lemah jadi semakin pendiam dan penakut.berapa lagi jumlah anak yang akan jadi korban ,sampai kapan ini berlangsung ?semoga kita semakin peduli dengan dunia anak anak marilah kita selamatkan anak anak supaya tidak menjadi korban berikutnya .memilih sekolah Faforit yang melakukan test seperti di atas dan anak - anak  kita jadi korban ?atau mmebiarkan anak - anak kita tumbuh dan dan berkembang sebagaimana kodratnya sesuai perkembangannya.Johan Ajis .

1 komentar:

  1. biarkan anak anak kita berkembang sesuai perkembangan kodratinya.Biarkan mereka tetap ceria ,berkembang sebagaimana adanya

    BalasHapus