Rabu, 24 Agustus 2011

lomba mewarna

dalam acara lomba mewarna ,saya menemukan sebuah kejadian yang menggelitik rasa ingin tahu saya.
seorang peserta lomba mewarna yang sedang beraksi sebentar sebentar melirik kearah ibunya,dan setiap memulai mewana bidang baru selalu melirik kearah Ibunya.sang Ibu juga tidak kalah dengan anak nya sambil lirak lirik kiri kanan ibunya memberi tahu warna apa yang harus diambil.

kegiatan ini sempat meresahkan ibu ibu pengantar yang lain ,akhirnya ibu ibu yang resah mendekati panitia dan bicara pada panitia bahwa peserta nomer sekian itu ,seharusnya tidak bisa menang ,lihat itu kak selalu di dikte cara mewarnanya.panitia senyum senyum sambil memberikan jawaban ...ya Bu suddah kami catat kok.salah satu dari format pnilaian kami adalah kemandirian.Ibu yang protes lega dan segera kembali ketempat duduknya semula.
sayang kepada anak yang kurang proporsional justru membuat anak jadi semakin manja dan memunculkan ketergantungan.sayang pada anak ,pada dasarnya semua orang tua ingin memberikan kasih sayang pada anaknya , sebenarnya ini sudah kodrati .
 setiap orang tua ingin memiliki anak yang berprestasi , ini menjadi kebanggaan terutama dalam perbincangan dengan sesama ibu ibu ,untuk mendapatkan kebanggaan ini sampai idak sadar kadang orang tua melakukan intervensi terhadap anaknya , kalau anaknya kalah dalam lomba mewarna maka yang ribut dan suka protes adalah ibunya
sempat terpikir untuk mengadakan lomba mewarna untuk ibu - ibu.

ada pengalaman menarik , suatu saat datang seorang ibu yang minta berkonsultasi tentang anaknya,yang sekarang tidak mau lagi lomba karena sudah sering menang dalam perlombaan di tingkat lokal ,ketika harus maju mewakili tingkat lokal keluar wilayah dia kalah dan tidak masuk kejuaraan bahkan harapanpun tidak .
begitu pulang dari lomba anak tersebut menangis dan akhirnya tidak pernah lagi mengikuti lomba mewarna ,
gambar gambar nya yang di tempel di dinding di copoti semua , dan tidak mau pegang krayon.
ketika saya ajak ngobrol anak tersebut bercerita bahwa dia sering di paksa ibunya untuk berlatih ,kalau ada lomba mewarna ibunya selalu memotret hasil mewarna pemenang selanjutnya anaknya di paksa mewarnai seperti gambar dalam potret,akibatnya ketika lomba mewarna kalah maka anak tersebut menyalahkan ibunya.
dia tidak punya kebebasan menentukan warna sesuai imajinasinya.putus asa ,agak sulit mengembalikan kondisi anak menjadi kembali sebagai anak yang bebas berkreasi karena selalu tergantung ,akibat selalu di dikte sang ibu.
setelah beberapa kali di beri kepercayaan dan di beri kebebasan berkreasi barulah anak tersebut mau menggambar lagi ,dan sangat luar biasa ekplorasinya,berbagai tehnik pun di cobanya dan ketika dia menemukan cara mengekspresikan pikiran dan perasaan nya dengan bebas ,rasa percaya dirinya mulai tumbuh kembali.  
semoga ilustrasi ini menjadi perenungan untuk kita semua dalam hal menggali kreatifitas anak.(kak Azis)  
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar